Maulid Nabi Muhammad SAW, Ketauladanan Beliau adalah Nafas Kita

Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu momen besar yang diperingati oleh umat Islam. Perayaan Maulid Nabi ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur umat muslim atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada tanggal 28 September 2023. Perayaan Maulid Nabi bertujuan untuk mempelajari dan mengambil hikmah dari perjuangan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya.

Mengutip dari situs Kementerian Agama RI, Maulid Nabi berasal dari dua kata Arab yakni “Maulid” dan “Nabi”. Kata Maulid mempunyai arti yang sama dengan kata milad yang berarti “kelahiran” sementara Nabi yang disebutkan merujuk pada Nabi Muhammad SAW.

Dari pengertian itulah Maulid Nabi dapat dipahami sebagai kegiatan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan dengan mengenang kembali kisah dan perjuangan Rasulullah SAW.
Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, dari buku Sejarah Maulid Nabi (2015) yang ditulis oleh Ahmad Sauri, disebutkan bahwa merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Arab sejak tahun kedua Hijriyah.

Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar.

Sultan Al-Muzhaffar adalah salah satu penguasa yang bijak dan dermawan di Irbil. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Imam Jalaluddin Abdurahman as-Suyuthi (wafat 991 H) dalam kitabnya, ia mengatakan:

وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ فِعْلَ ذَلِكَ صَاحِبُ اِرْبِل الَملِكُ الْمُظَفَّر أَبُوْ سَعِيْد كُوْكْبَرِي بِنْ زَيِنِ الدِّيْنِ عَلِي اِبْنِ بَكْتَكينْ أَحَدُ الْمُلُوْكِ الْأَمْجَادِ وَالكُبَرَاءِ الْأَجْوَادِ وَكَانَ لَهُ آثَارٌ حَسَنَةٌ، وَهُوَ الَّذِي عَمَّرَ الجَامِعَ الْمُظَفَّرِي بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ

Artinya: “Orang yang pertama kali mengadakan seremonial itu (maulid nabi) adalah penguasa Irbil, yaitu Raja Muzhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Dia juga memiliki rekam jejak yang bagus. Dan, dia lah yang meneruskan pembangunan Masjid al-Muzhaffari di kaki gunung Qasiyun.” (Imam as-Suyuthi, al-Hawi lil Fatawi, [Beirut, Darul Fikr: 2004], juz I, halaman 182).

Mulai saat itu, perayaan Maulid Nabi yang biasa dirayakan pada bulan Rabiul Awal menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia dari masa ke masa hingga saat ini.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *